Rabu, 02 Juli 2014

photoshine


Fi’il Ruba’i Mujarrad, Fi’il Ruba’i Mulhaq, Fi’il Ruba’i Mazid


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Ilmu sharaf adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang harus diketahui pertama kali oleh para pelajar agama,  terutama para pelajar yang ingin mendalami ilmu bahasa arab, karena ilmu sharaf merupakan salah satu syarat untuk mempelajari berbagai cabang ilmu agama bahkan juga salah satu syarat untuk mengkaji kandungan al qu’ran dan alhadits.
Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita menjumpai serta menggunakan kalimat-kalimat yang di dalamnya terdapat berbagai macam jenis kata, salah satunya adalah menggunakan kata kerja. Kalimat atau kata yang menunjukkan arti  pekerjaan pada suatu masa atau waktu tertentu  dalam Bahasa Arab di sebut kalimah  Fi’il .
Kalimah fi’il Dibedakan menjadi bermaacam-macam menurut pengelmpokkannya, yaitu: Fi’il Shahih dan fi’il Mu’tall, Fi’il Madhi, Mudhari’ dan Fi’il Amr , Fi’il Mujarrad dan Fi’il Mazied, Fi’il Lazim dan Fi’il Muta’addi, Fi’il Jamid dan Mutasharaf, dan Fi’il Ma’lum serta Fi’il Majhul.
Namun pada bagian pembahasan makalah ini akan mengkaji tentang Fi’il Mujjarad dan Mazied dengan pembagiannya serta wazan-wazannya, menggunakan bahasa yang sederhana agar mudah dipahami. Maka untuk lebih jelasnya penulis merumuskan beberapa hal seperti di bawah ini.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah yang di maksud Fi’il Ruba’i, pembagiannya serta contohnya?
2.      Apakah yang di maksud Fi,il Ruba’i Mujarrad, pembagiannya serta contohnya ?
3.      Apakah yang di maksud Fi,il Ruba’i Mulhaq, pembagiannya serta contohnya ?
4.      Apakah yang di maksud Fi,il Ruba’i Mazied, pembagiannya serta contohnya ?

C.    Tujuan
1.      Menjelaskan tentang pengertian Fi’il Ruba’i, pembagiannya serta menyebutkan contohnya ?
2.      Menjelaskan tentang pengertian Fi’il Ruba’i Mujarrad, pembagiannya serta menyebutkan contohnya ?
3.      Menjelaskan tentang pengertian Fi’il Ruba’i Mulhaq, pembagiannya serta menyebutkan contohnya ?
4.      Menjelaskan tentang pengertian Fi’il Ruba’i Mazied, pembagiannya serta menyebutkan contohnya ?
















BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pengertian Fi’il Ruba’i
Fi’il Ruba’i ialah kalimat yang huruf asalnya ada empat (4). Sedangkan Fi’il Ruba’i terdiri dari tiga macam, yaitu:
1.      Fi’il Ruba’i Mujarrad, contoh       : دَخْرَجَ
Fi’il Ruba’i Mujarrad ialah kalimah fi’il yang madzinya memuat 4 huruf asal dan bebas dari huruf tambahan
2.      Fi’il Ruba’i Mulhaq, contoh          : بَيْطَرَ
     Fi’il Ruba’i Mulhaq ialah kalimah yang fi’il madzinya terdiri dari empat huruf, yang tiga berupa huruf asal dan yang satu berupa huruf tambahan sebagai ilhaq.
3.      Fi’il Ruba’i Mazid, contoh            : تَدَخْرَجَ
     Fi’il Ruba’i Mazid ialah kalimah yang fi’il madzinya memuat huruf lebih dari empat huruf, dengan rincian yang empat berupa huruf asal sedang yang lain berupa huruf tambahaan.
Untuk lebih jelasnya, akan disebutkan secara rinci mengenai Fi’il Rubai mujarrad dan mazied berikut pengertian, pembagian serta contohnya ataau wazannya.

B.     Fi’il Ruba’i Mujarrad
Fi’il Mujarrad yaitu fi’il yang semua  hurufnya adalah huruf asli. Fi’I ini  belum mendapatkan tambahan.
Fi’il Mujarrad secra garis besar dibagi menjadi dua macam yaitu:
a.      Fi’il  Tsulasi Mujarrad
Fi’il tsulatsi mujarrod ialah kalimat fi’il madzinya yang terdiri dari tiga huruf dan bebas dari huruf tambahan. Contoh :­­نصر, ضرب  . Adapun fi’il tsulatsi mujarrod itu seluruhnya ada 6 (enam) bab. Dan diantara tiap-tiap bab dapat dibedakan dengan ada kharokat ‘ain fi’il yang ada pada fi’il madzi dan fi’il mudlori sebagaimana keterangan pada nadzom berikut ini :
فتح ضم, فتح كسر, فتحتان, كسر فتح, ضم ضم, كسرتان  


فتح ضم .1     : ‘ain fi’il dibaca fathah pada fi’il madzi dan dibaca dlomah pada fi’il mudlori’, wazannya adalah فعل يفعل (bab satu)
Bab satu ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca fathah pada fi’il madzi dan dibaca dlomah pada fi’il mudlori’nya. Wazannya adalah : فعل يفعل .
Adapun lafadz-lafadz yang masuk pada bab satu kebanyakan berupa fi’il muta’adi dan terkadang berupa fi’il lazdim namun sedikit. Fi’il mu’tadi ialah kalimat yang membutuhkan maf’ul bih (sasaran pekerjaan/objek). Contoh :
نصرزيندعمروا    =   Zaid telah menolong Amar
Dan fi;il lazim ialah kalimat yang tidak membutuhkan maf’ul bih.
 Contoh : خرج زيد    =  Zaid telah keluar

فتح كسر .2    : ‘ain fi’il dibaca fathah pada fi’il madzi dan dibaca kasroh pada fi’il mudlori’, wazannya adalah فعل يفعل (bab dua)
Bab dua ini ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca fathah pada fi’il madzi dan dibaca kasroh pada fi’il mudlori’nya. Dan wazannya adalah فعل يفعل . adapun lafadz-lafadz yang masuk bab dua kebanyakan berupa fi’il mu’tadi.
Contoh : ضربت زيدا      =  Saya memukul Zaid

فتحتا ن .3     : ‘ain fi’il dibaca fathah pada fi’il madzi dan pada fi’il mudlori’, wazannya adalah فعل يفعل (bab tiga)
Bab tiga ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca fathah padafi’il madzi dan pada fi’il mudlori’. Wazannya adalah فعل يفعل
Adapun lafadz-lafadzyang masuk pada bab tiga kebanyakan berupa fi’il mu’tadi.
Contoh : فتح زيد الباب    = Zaid membuka pintu
Dan terkadang berupa fi’il lazim.
Contoh : البذرنبت     = Tumbuh itu benih
Lafadz-lafadz yang ikut bab tiga diisyaratkan ‘ain fi’il atau lam fi’ilnya berupa huruf halaq yang jumlahnya ada enam yaitu :
, عين, خاء, حاء, هاء, همزة غين[2]
Contoh :    , يذهب, نشأ, ينشأ ذهب

كسر فتح .4    : ‘ain fi’il dibaca kasroh pada fi’il madzi dan dibaca fathah pada fi’il mudlori’, wazannya adalah فعل يفعل (bab empat)
Bab empat ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca kasroh pada fi’il madzi dan dibaca fathah pada fi’il mudlori’.
Wazannya adalah فعل يفعل
Lafadz-lafadz yang ikut bab empat kebanyakan berupa fi’il muta’adi.
Contoh :علم زيد المسألة                = Zaid mengetahui masalah
Dan terkadang berupa fi’il lazim, namun sedikit.
Contoh : زيدوجل =   Zaid merasa takut 
Dan lafadz-lafadz yang ikut bab empat ini banyak menunjukan arti penyakit, susah, gembira.       
Contoh :
سقم                         = Sakit
مرض                     = Sakit
Dan juga menunjukkan arti warna, ‘aib dan hiasan.
Contoh : شهب     = Kelabu[3]

ضم ضم .5    : ‘ain fi’il dibaca dlomah pada fi’il madzi dan pada fi’il mudlori’. Wazannya adalah فعل يفعل (bab lima)
Bab lima ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca dlomah pada fi’il madzi dan fi’il mudlori’. Wazannya adalah : فعل يفعل
Adapun lafadz-lafadz yang termasuk bab lima semuanya berupa fi’il lazim karena bab lima ini khusus diikuti fi’il-fi’il yang menunjukkan arti watak atau tabi’at dan sifat-sifat pembawaan yang melekat (tidak mudah luntur) seperti : pemberani, penakut, bagus, jelek, kuning, hitam dan sebagainya. Sedangkan lafadz-lafadz yang menunjukkan arti demikian ini tidak membutuhkan maf’ul (tidak berhubungan dengan maf’ul) namun hanya membutuhkan / berhubungan dengan fa’il saja, maka dari itu hukkumnya lazim yang akhirnya bab lima tidak ada isim maf’ul.
كسرتان .6     : ‘ain fi’il dibaca kasroh pada fi’il madzi dan pada fi’il mudlori’. Wazannya adalah فعل يفعل (bab enam)
Bab enam ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca kasroh pada fi’il madzi dan fi’il mudlori’nya. Wazannya adalah فعل يفعل
Adapun lafadz-lafadz yang termasuk bab enam kebanyakan berupa fi’il muta’adi.
Contoh : حسب زيدعمرواالفاضل  = zaid menyangka Amr orang yang utama
Dan terkadang berupa fi’il lazim namun sedikit.
Contoh :    ومق زيد      = zaid telah mabuk cinta[4]
b.       Fi’il Ruba’i Mujarrad
Pengertian Fi’il Ruba’i Mujarrad ialah kalimah fi’il yang madzinya memuat 4 huruf asal dan bebas dari huruf tambahan. Fi’il Ruba’i Mujarrad itu babnya hanya satu, yaitu mengikuti wazan فَعْلَلَ seperti lafad دَخْرَجَ , karena Fi’il Ruba’i itu terlalu berat disebabkan oleh hurufnya yang banyak, maka orang arab tidak mentasrif seperti halnya fi’il tsulasi mujarrod dengan membaca fathah, kasroh dan dlomah pada ‘ain fi’ilnya, tetapi hanya membaca Fi’il Ruba’i Mujarrod  dengan fathah.
Fi’il Ruba’i Mujarrad terdapat beberapa bentuk, yaitu:
1.   Fi’il Ruba’i Mujarrad berbentuk muta’adi. Contoh: دَخْرَجَ زَيْدٌ الْحَجَرَ (Zaed mengglindingkan batu)
2.   Fi’il Ruba’i Mujarrad berbentuk lazim. Contoh: دَرْبَجَ زَيْدٌ (Zaed lari ketakutan)
3.   Fi’il Ruba’i Mujarrad berbentuk manhut, yaitu: Fi’il Ruba’i yang dipetik dari susunan dua kata atau lebih dengan cara meringkas untuk menunjukkan hikayah ucapan pada susunan tersebut dan hal ini oleh ahli sorof  dinamakan “manhut”. Contoh: بَسْمَلَ artinya mengucapkan بِسْمِ الله , حَسْبَلَ artinya mengucapkan حَسْبِى اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ.
Fi’il Ruba’i manhut ini hukumnya khilaf diantara ulama’ shorof, menurut jumhur ulama’ hukumnya tidak qiyasi dan menurut muhaqqiqin hukumnya qiyasi. Maka menurut muhaqqiqin setiap susunan yang memungkinkan diringkas menjadi satu kalimah boleh dilakukan manhut, dalam hal ini tidak disyaratkan mengambil kalimah dengan sempurna atau mangambil sebagian dari tiap-tiap kalimah yang ada akan tetapi yang penting menjaga tertibnya huruf. Contoh selain diatas: حَمْدَلَ dipetik dari  اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ, سَبْحَلَ dipetik dari سُبْحَانَ اللهُ , سَمْعَلَ dipetik dari  اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ, طَلْبَقَ dipetik dari اَطَالَ اللهُ بَقَاكَ .
C.     Fi’il Ruba’i Mulhaq
Fi’il Ruba’i Mulhaq ialah kalimah yang fi’il madzinya terdiri dari empat huruf, yang tiga berupa huruf asal dan yang satu berupa huruf tambahan sebagai ilhaq.
Ilhaq ialah menjadikan kalimat dengan menambahkan huruf agar sama dengan kalimat lain dalam bilangan huruf, jenis harokat dan sukunnya serta sama dalam tasrifnya, seperti lafadz: قَلْنَسَ dan جَهْوَرَ asalnya قَلَسَ dan جَهَرَ kemudian ditambahkan huruf wawu dan nun karena disamakan dengan دَخْرَجَ dengan tujuan agar tasrif dan lafadznya sama.
Fi’il Ruba’i Mulhaq menurut ulama’ basrah jumlahnya ada 6 bab, yaitu: فَعْلَلَ، فَوْعَلَ، فَيْعَلَ، فَعْوَلَ، فَعْيَلَ، فَعْلَى
http://www.cybermq.com/gambarpustaka/BAB5_20.gif
Dan menurut ulama’ kuffah ada 8 bab dengan menambahkan 2 bab lagi, yaitu: فَلْفَلَ dan فَعْنَلَ.  Didalam amtsilatut tasrhifiyah ruba’i mulhaq ada 7 bab dengan menggugurkan bab فَلْفَلَ,  hal ini cocok dengan apa yang disebutkan oleh Al Fadlil Al Ashom dalam kitab Mizanul adab, bahwa: ruba’i mulhaq ada 7 bab, diantaranya ialah:
ü  فَعْلَلَ يُفَعْلِلُ
Bab ini ditandai dengan fi’il madzi yang memuat 4 huruf dengan huruf tambahan yang sejenis dengan lam fi’ilnya. Wazannya adalahفَعْلَلَ يُفَعْلِلُ فَعْلَلَةً . Lafad-lafadnya berbebtuk muta’adi, contoh:جَلْبَبَ زَيْدٌ الْمَالَ  Zaed menarik/mengambil harta (muta’adi segi lafadz dan ma’na), جَلْبَبَ زَيْدٌ  Zaid memakai selimut (muta’adi segi ma’na saja)
ü فَوْعَلَ يُفَوْعِلُ
Bab ini ditandai dengan fi’il madzi yang memuat 4 huruf dengan huruf tambahan wawu diantara fa’ dan ‘ain fi’il. Wazannya adalahفَوْعَلَ يُفَوْعِلُ فَوْعَلَةً . Lafad-lafadnya berbebtuk lazim, tidak ada yang muta’adi, contoh:  حَوْقَلَ زَيْدٌ Zaed tidak kuat bersetubuh.
ü فَيْعَلَ يُفَيْعِلُ
Bab ini ditandai dengan fi’il madzi yang memuat 4 huruf dengan huruf tambahan ya’ diantara fa’ dan ‘ain fi’il. Wazannya adalah فَيْعَلَ يُفَيْعِلُ فَيْعَلَةً . Lafad-lafadnya berbebtuk muta’adi, contoh:بَيْطَرَ زَيْدٌ الْقَلَمَ  Zaed memotong belah ranting pohon.
ü فَعْوَلَ يُفَعْوِلُ
Bab ini ditandai dengan fi’il madzi yang memuat 4 huruf dengan huruf tambahan wawu diantara ‘ain dan lam fi’il. Wazannya adalah فَعْوَلَ يُفَعْوِلُ فَعْوَلَةً . Lafad-lafadnya berbebtuk muta’adi, contoh:جَهْوَرَ زَيْدٌ الْقُرْاَنَ  Zaed mengeraskan bacaan Al-Qur’an.
ü فَعْيَلَ يُفَعْيِلُ
Bab ini ditandai dengan fi’il madzi yang memuat 4 huruf dengan huruf tambahan ya’ diantara ‘ain dan lam fi’il. Wazannya adalah فَعْيَلَ يُفَعْيِلُ فَعْيَلَةً . Lafad-lafadnya berbebtuk muta’adi, contoh:عَثْيَرَ زَيْدٌ  Zaed terpeleset kakinya.
ü فَعْلَى يُفَعْلِى
Bab ini ditandai dengan fi’il madzi yang memuat 4 huruf dengan huruf tambahan ya’ di akhirnya. Wazannya adalah فَعْلَى يُفَعْلِى فَعْلاَةً . Lafad-lafadnya berbebtuk muta’adi, contoh:سَلْقَيْتُ زَيْداً  Saya menidurkan zaed dengan terlentang.
ü فَعْنَلَ يُفَعْنِلُ
Bab ini ditandai dengan fi’il madzi yang memuat 4 huruf dengan huruf tambahan nun diantara ‘ain dan lam fi’il. Wazannya adalah فَعْنَلَ يُفَعْنِلُ فَعْنَلَةً . Lafad-lafadnya berbebtuk muta’adi, contoh:قَلْنَسَ زَيْدٌ   Zaed memakai kopyah.
Menurut ulama basroh bab ini tidak termasuk rubai mulhaq tetapi rubai mujarrad, maka menurut pendapat ini mulhaq hanya 6 bab dan menurut ulama kuffah digolongkan rubai mulhaq.
D.     Fi’il Ruba’i Mazied
Fi’il Ruba’i Mazid ialah kalimah yang fi’il madzinya memuat huruf lebih dari empat huruf, dengan rincian yang empat berupa huruf asal sedang yang lain berupa huruf tambahaan.
Contoh:
1.     Wazan تَفَعْلَلَ ditambah ta’, seperti تَدَخْرَجَ (menjadi terguling), asalnya  دَخْرَجَ (tergulingkan).
2.     Wazan اِفْعَنْلَلَ ditambah hamzah dan nun, seperti اِخْرَنْجَمَ  (menjadi berkumpul), asalnya خَرْجَمَ(mengumpulkan/berdesakan).
3.     Wazan اِفْعَلَلَّ ditambah hamzah dan takrar lam fi’il yang kedua, seperti اِقْشَعَرَّ (sangat mengerut), asalnya قَشْعَرَ (mengerut).
Secara garis besar fi’il ruba’i mazid dibagi menjadi dua, yaitu:
a.      Fi’il ruba’i mazid khumasi
Fi’il ruba’i mazid khumasi ialah kalimah yang fi’il madlinya terdiri dari lima huruf, yang empat berupa huruf asal dan yang satu berupa huruf tambahan.
Contoh: تَجَلْبَبَ
Adapun huruf tambahan yang terdapat pada fi’il ruba’i mazid khumasi ini hanya ada satu, yaitu: ta’ yang bertempat dipermulaan. Maka dari itu babnya ada satu, yaitu بَابَ التَّفَعْلَلَ
Dalam bab ini fi’il ruba’i mujarod diikutkan wazan تَفَعْلَلَ dengan menambah huruf ta’ dipermulaan mempunyai dua faidah, yaitu:
1.   Menunjukkan arti muthawa’ah dari wazan فَعْلَلَ, Contoh: دَخْرَجَتْ الحَجَرَ فَتَدَخْرَجَ Saya mengglindingkan batu maka menggelindinglah batu itu.
2.   Menunjukkan arti sama dengan arti mujarrodnya, Contoh: تَلأْلأ الزُّجَاجَ Kaca itu mengkilat. Lafad تَلأْلأ maknanya sama dengan maknanya lafadz لأْلأ (ruba’i mujarrod)
Fi’il tsulatsi yang diilhaqkan (disamakan) dengan تَدَخْرَجَ
Adapun fi’il tsulatsi ini dapat disamakan (diilhaqkan) dengan lafad تَدَخْرَجَ dengan cara menambahkan dua huruf ta’ dan huruf wawu / mim / ya’ / tadl’if. Ini mempunyai dua fa’idah, yaitu:
1.   Menunjukkan arti muthawa’ah dari lafadz yang ilhaq pada دَخْرَجَ, Contoh: جَلْبَبْتُ زَيْدًا فَتَجَلْبَبَ Saya pakaikan baju kurung pada zaed, maka zaed berbaju kurunglah dia.
2.   Menunjukkan faedah tasybih artinya fa’il menyerupai asal fi’il, Contoh: تَشَيْطَنَ عَمْرٌوUmar berbuat seperti perbuatan syaetan.
Adapun fi’il tsulatsi mulhaq  dengan تَدَخْرَجَ jumlahnya ada 7 bab, yaitu:
تَفَعْلَى تَفَعْيَلَ تَفَعْوَلَ تَفَيْعَلَ تَمَفْعَلَ تَفَعْوَلَ تَفَعْلَلَ
ü تَفَعْلَلَ
Bab ini ditandai dengan fi’il madli yang memuat lima huruf dengan menambahkan huruf ta’ dipermulaan dan huruf yang sejenis dengan lam fi’il akhirnya.
Contoh: جَلْبَبْتُ زَيْدًا فَتَجَلْبَبَ   Aku pakaikan baju pada zaed, maka berbajulah dia.
ü تَفَوْعَلَ
Bab ini ditandai dengan fi’il madli yang memuat lima huruf dengan menambahkan huruf ta’ dipermulaan dan huruf wawu diantara fa’ dan ‘ain fi’il.
Contoh: جَوْرَبُتُ زَيْدًا فَتَجَوْرَبَ Aku pakaikan kaos kaki pada zaed, maka berkaos kakilah dia.
ü تَمَفْعَلَ
Bab ini ditandai dengan fi’il madli yang memuat lima huruf dengan menambahkan huruf ta’ dipermulaan dan huruf mim dipermulaan fi’il.
Contoh: تَمَسْكَنَ زَيْدٌ  Zaed menjadi miskin.
ü تَفَيْعَلَ
Bab ini ditandai dengan fi’il madli yang memuat lima huruf dengan menambahkan huruf ta’ dipermulaan dan huruf ya’ diantara fa’ dan ‘ain fi’il.
Contoh: تَشَيْطَنَ زَيْدٌ  Zaed melakukan perbuatan yang dimakruhkan
ü تَفَعْوَلَ
Bab ini ditandai dengan fi’il madli yang memuat lima huruf dengan menambahkan huruf ta’ dipermulaan dan huruf wawu diantara ‘ain dan lam fi’il.
Contoh:  تَرَهْوَكَ زَيْدٌ  Zaed berjalan dengan sombong
ü  تَفَعْيَلَ
Bab ini ditandai dengan fi’il madli yang memuat lima huruf dengan menambahkan huruf ta’ dipermulaan dan huruf ya’ diantara ‘ain dan lam fi’il.
Contoh: تَشَريَفَ  memetik
ü  تَفَعْلَى
Bab ini ditandai dengan fi’il madli yang memuat lima huruf dengan menambahkan huruf ta’ dipermulaan dan huruf ya’ diakhirnya.
Contoh: سَلْقَيْتُهُ فَتَسَلْقَى  Saya menidurkan dengan terlentang, maka tidurlah ia dengan terlentang.
b.      Fi’il ruba’i mazid sudasi
Fi’il ruba’i mazid sudasi ialah kalimah yang fi’il madlinya memuat enam huruf, yang empat berupa huruf asal dan yang dua berupa huruf tambahan.
Contoh:  اِخْرَنْجَمَ dinamakan sudasi karena jumlah hurufnya ada enam.
Adapun huruf tambahan pada bab ini ada 2, maka babnya juga ada 2,yaitu:
1.   Hamzah washol yang ada dipermulaan dan huruf nun setelah ‘ain fi’il ( اِفْعَنْلَلَ )
2.   Hamzah washol beserta tadl’if lam fi’ilnya ( اِفْعَلَلَّ )
ü اِفْعَنْلَلَ
Fi’il rubai mujarrad dipindah ikut wazan اِفْعَنْلَلَ dengan menambahkan hamzah washol dipermulaan dan huruf nun setelah ‘ain fi’il, mempunyai faidah: muthawa’ah dari wazan  فَعْلَلَ  (ruba’i mulhaq).
Contoh: خَرْجَمْتُ الاِبِلَ فَاخْرَنْجَمَ Saya mengumpulkan unta maka berkumpulah unta itu.
Fi’il Tsulatsi Mujarrad yang diilhaqkan (disamakan) pada اِخْرَنْجَمَ  
Adapun fi’il tsulatsi mujarod yang disamakan (diilhaqkan) dengan lafad اِخْرَنْجَمَ (ruba’i mazid sudasi) ini mempunyai dua bab, yaitu: اِفْعَنْلَلَاِفْعَنْلَى
ü اِفْعَنْلَلَ
Fi’il tsulatsi diilhaqkan (disamakan) pada اِخْرَنْجَمَ dengan menambahkan huruf hamzah washol dan huruf nun setelah ‘ain fi’il serta tadl’if lam fi’ilnya, mempunyai faedah mutowa’ah dari fi’il lazim.
Contoh:  زَيْدٌاِقْعَنْسَسَZaed sangat  mengedek (ngedet : jawa)
Dalam kitab Talhis diterangkan bahwa bab ini disamping berfaedah mutowa’ah juga berfaedah mubalaghoh. Lafadz اِقْعَنْسَسَ dengan ziadah hamzah dan nun berfaedah mutowa’ah dan mubalaghoh sebagaimana dalam اِخْرَنْجَمَ , sedangkan tadl’if berfaedah ilhaq.
ü اِفْعَنْلَى
Fi’il tsulatsi diilhaqkan (disamakan) pada اِخْرَنْجَمَ dengan menambahkan huruf hamzah washol dipermulaan, huruf nun setelah ‘ain fi’il dan huruf ya’ diakhir kalimah, mempunyai faedah mutowa’ah dari fi’il lazim (فَعْلَى)
Contoh:  اِسْلَنْقَى زَيْدٌ  Zaed tidur dengan terlentang.
Lafadz اِسْلَنْقَى dengan ziadah hamzah dan nun berfaedah mutowa’ah, sedangkan ya’ berfaedah ilhaq.
ü اِفْعَلَلَّ
Fi’il rubai mujarrod dipindah ikut wazan اِفْعَلَلَّ dengan menambahkan hamzah washol dipermulaan dan tadl’if lam fi’ilnya, mempunyai faidah: memubalaghahkan makna fi’il lazim.
Contoh: اِقْشَعَرَّ الْجِلْدُ Kulit itu sangat mengerut.








BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari hasil pembahaasan diatas, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai beriku:
1.       
Fi’il tsulatsi mujarrod ialah kalimat fi’il madzinya yang terdiri dari tiga huruf dan bebas dari huruf tambahan. Adapun fi’il tsulatsi mujarrod itu seluruhnya ada 6 (enam) bab. Fi’il tsulatsi mazid ialah kalimat yang fi’il madzinya memuat lebihdari tiga huruf dengan perincian yang tiga berupa huruf asal dan yang lain berupa huruf tambahan. Secara garis besarnya fi’il tsulatsi mazid terbagi menjadi tiga macam : ruba’I, khumasi, sudasi.
1.      Fi’il Ruba’i Mazid ialah kalimah yang fi’il madzinya memuat huruf lebih dari empat huruf, yang empat berupa huruf asal sedang yang lain berupa huruf tambahaan.
2.       Fi’il ruba’i mazid khumasi ialah kalimah yang fi’il madlinya terdiri dari lima huruf, yang empat berupa huruf asal dan yang satu berupa huruf tambahan.
3.       Fi’il ruba’i mazid sudasi ialah kalimah yang fi’il madlinya memuat enam huruf, yang empat berupa huruf asal dan yang dua berupa huruf tambahan.






DAFTAR PUSTAKA
Sukamto,Imanuddin dan Ahmad M. 2007. Tata Bahasa Arab Sistematis (Pendekatan Baru Mempelajari Tata Bahasa Arab). Yogyakarta: Nurma Media Idea.
Isro.  Modul Al-Tasrif (Wazan/Deriasi Kata) Bahasa Arab2. Bumiayu : STKIP ISLAM BUMIAYU.