Jumat, 09 Januari 2015

PEMANDIAN AIR PANAS TIRTA HUSADA DESA KEDUNGOLENG PERLU SENTUHAN

PEMANDIAN AIR PANAS TIRTA HUSADA DESA KEDUNGOLENG PERLU SENTUHAN
Oleh : Murniyati
Abstrack
Pemandian Air Panas Tirta Husada adalah objek wisata yang terletak di desa Kedungoleng bagian Barat tepatnya di pedukuhan Cipanas. Pemandian Air Panas Tirta Husada sebagai salah satu tempat wisata pemandian air panas alami yang dipercaya banyak orang dapat dimanfaatkan untuk terapi berbagai macam penyakit seperti penyakit kulit, rematik, pegal-pegal, linu dan lain-lain dengan berendam, selain itu juga sering di jadikan tempat rekreasi bersama keluarga yang cukup nyaman.Namun sayangnya tempat wisata PAP Tirta Husada yang sangat potensial menjadi tempat rekreasi untuk melepas penatdan rasa jenuh setelah menjalani aktivitas sehari-hariini rupanyamasih kurang diminati oleh wisatawan, hal ini disebabkan oleh pengelolaan tempat wisata yang masih terbilangsangat  spesifik yaknihanya menawarkan air panas alami saja.Melihat hal ini maka pihak pengelola objek wista PAP Tirta Husada harus segera membenahi realitas yang ada dengan memberi sentuhan baru yaitu memperluas dan memperkaya fasilitas objek wisataserta mempromosikannya agar wisatawan lebih berminat untuk berkunjung dan meningkatkan volume pengunjung sehingga Pemandian Air Panas Tirta Husada menjadi objek wisata faforit daerah.
Key word : Kedungoleng, wisata, Tirta Husada
Pendahuluan
Kedungoleng adalah desa di kecamatanPaguyangan, Brebes, Jawa Tengah, Indonesia. Kedungoleng secara Geografis terbagi menjadi dua wilayah yaitu Kedungoleng Bagian Barat dan Kedungoleng Bagian Timur dimana pembatasnya adalah sebuah hutan pinus, warga Kedungoleng menyebutnya Igir Kenanthi (profil Desa Kedungoleng). Pusat pelaksanaan Pemerintahan desa terletak di Kedungoleng bagian Barat dengan sebutan pedukuhan Cipanas. Desa Kedungoleng Terdiri dari beberapa Padukuhan antara lain Padukuhan Karangasem (Berbatasan langsung dengan Desa Kedungbanteng), Padukuhan Karanganyar, Padukuhan Karangbenda, Padukuhan Ciwaringin, Pedukuhan Cibeler, Pedukuhan Kedawung, Pedukuhan Cipanas, Pedukuhan Cigobang, Pedukuhan Cilancing, Pedukuhan Dawuhan, dan Pedukuhan Mapag. Desa ini mempunyai tempat wisata Pemandian Air Panas dengan nama Tirta Husada yaitu objek wisata yang menawarkan air panas asli yang berguna untuk terapi bemacam-macam penyakit seperti penyakit kulit, rheumatik, dan juga sebagai tempat rekreasi yang memiliki potensi alam sangat baik. terletak di desa Kedungoleng Kecamatan Paguyangan. Jarak Tempuh dari Ibukota Kabupaten ±75Km, Ibukota Kecamatan Paguyangan ±5 Km, dan dari Kota Bumiayu ±10 Km. Daya Tarik Wisata adalah Pemandangan Alam Pegunungan Hutan pinus.Wisata Pemandian Air Panas Tirta Husada  sebenarnya memiliki potensi yang cukup baik, wisata Pemandian Air Panas Tirta HusadaKedungoleng atau biasa disebut pemandian Cipanas Kedungoleng, Kecamatan Pagu­yangan, Kabupaten Brebes, menjadi tempat favorit warga mengisi libur tahun baru, Berendam dan mandi air panas yang dapat menyembuhkan penyakit kulit, rematik dan lain-lain. Mereka yang berkunjung rata rata adalah rombongan keluarga.Adapula pasangan muda-mudi.Di lokasi, pengunjung memanfaatkan kolam-kolam pemandian dan kolam renang untuk menikmati kehangatan berendam di air belerang tersebut (Suara Merdeka).
Namun pada kenyatan yang adapotensi ini sangat disayangkan, dari hasil penelitian rupanya pengelolaan pemandian Air Panas Tirta Husada masih terbilang sangat  spesifik yakni hanya menawarkan air panas alami saja. Melihat hal ini maka Pihak pengelola objek wisata Pemandian Air Panas Tirta Husada harus segera membenahi realitas yang ada.Salah satu alternatif yang ditawarkan dalam upaya pengentasan masalah tersebut adalah dengan memberi sentuhan baru yaitu memperluas dan memperkaya fasilitas objek wisata serta mempromosikannya agar wisatawan lebih berminat untuk berkunjung dan meningkatkan volume pengujung sehingga Pemandian Air Panas Tirta Husada menjadi objek wisata faforit daerah. Jika pemaanfatan pengelolaan objek wisata dapat diterapkan secara optimal maka hasil pendapatannya pun bisa sangat membantu dalam kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat dalam rangka pembangunan desa yang mandiri yang membawa pengaruh besar dan patut menjadi kebanggaan daerah, hal itu  di ungkapkan oleh Bapak Slamet salah satu warga setempat saat diwawancara (02 Juli 2014).
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, tulisan ini akan mencoba menguraikan mengapa objek wisata Pemandian Air Panas Tirta Husada kurang di minatioleh para pengunjung atau wisatawan, padahal jika melihat dari potensi alam yang ada di objek wisata Pemandian Air Panas Tirta Husada tersebut seharusnya sangat mampu membuat volume pengunjung yang banyak sehingga target pendapatan pun meningkat lebih tinggi.
Pengelolaan Pemandian Air Panas Tirta Husada Kedungolng masih berkategori spesifik
Untuk Mendeskripsikan realitas yang terjadi di Pemandiaan Air Panas Tirta Husada Cipanas desa Kedungoleng, penulis akan mencoba menguraikan tentang potensi yang ada di objek wisata tersebut yang sekiranya bisa dikembangkan secara optimal untuk pemanfaatan yang lebih maksimal dalam pengelolanya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia di sebutkan makna dari kata potensi. po.ten.siialahkemampuan yangmempunyai kemungkinanuntuk dikembangkan;kekuatan; kesanggupan;daya.Katapotensi diartikan sebagai suatu kemampuan yang dapatdikembangkan dan potensi daerah adalah segala kemampuanyang ada pada suatu daerah yang dapat dikembangkan.Potensi daya tarik suatu obyek wisata adalah suatu sifat yangdimiliki oleh suatu obyek berupa keunikan, keaslian,kelangkaan, atau lain dari pada yang lain memiliki sifat yang menimbulkan semangat dan nilai bagi wisatawan.Suatu tempat atau keadaan alam yang sangat menarik pastisangat dinikmati oleh wisatawan pada umumnya. Objek wisatayang mempunyai potensi dan daya tarik wisata yang baik harusterus dibangun dan dikembangkan, sehinnga mempunyai dayatarik   agar wisatawan puas akan objek wisata yangdikunjunginya.Potensi dan daya tarik wisata di dalam obyek wisata yangberwujud pada ciptaan Tuhan Yang Maha Esa adalah keadaanalam. Daya tarik suatu obyekwisata sebagai sumber daya wisata antara lain: daya tarik historis,lokasi suatu kawasan obyek wisata yang memberikan suatupemandangan yang indah, perkembangan tehnik pengelolaan yang baik.Daya tarik suatu obyek wisata yang memiliki potensi haruslahmempunyai suatu keanekaragaman sumber daya alam hayati dandan ditunjang oleh keadaan lingkungannya (www.rafansdetik.blogdetik.com).
Sedangkan pengertian obyek wisata meurut dari beberapa sumber acuannya, antara lain adalah: Peraturan Pemerintah No. 24/1979 menjelaskan bahwaobyek wisata adalah : perwujudan dari ciptaan manusia, tatahidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat keadaanalam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi. Dan SK. MENPARPOSTEL No.: KM. 98 / PW.102 / MPPT-87menjelaskan bahwa obyek wisata adalah : tempat ataukeadaan alam yang memiliki sumber daya wisata yangdibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarikdan diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan
Pada dasarnya obyek wisata dan atau atraksi wisata menurut “Yoeti,1996”  adalah segala sesuatu yang ada di daerah tujuan wisata yangmerupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjungke tempat itu.Suatu daerah untuk menjadi DTW (Daerah Tujuan Wisata) yangbaik harus dikembangkan 3 (tiga) hal agar daerah itu menarikuntuk dikunjungi, yaitu : yang pertama adanya something to see,maksudnya adalah sesuatu yang menarik untuk dilihat, yang kedua ialah adanya something to buy,maksudnya adalah sesuatu yang menarik dan khas untuk dibeli, dan yang ketiga ialah adanya something to do, maksudnya adalah sesuatu aktivitas yang dapat dilakukan ditempat itu.Ketiga hal tersbut merupakan unsur-unsur yang kuat untukdaerah tujuan wisata sedangkan untuk pengembangan suatudaerah tujuan wisata harus ada beberapa hal yang harusdiperhatikan, antara lain:Harus mampu bersaing dengan obyek wisata yang ada danserupa dengan objek wisata di tempat lain, harus tetap, tidak berubah dan tidak berpindah-pindahkecuali dari bidang pembangunan dan pengembangan, harus memiliki sarana dan prasarana yang memadai sertamempunyai ciri-ciri khas tersendiri, dan harus menarik dalam pengertian secara umum (bukanpengertian dari subjektif) dan sadar wisata masyarakatsetempat. (Editor: N. Raymond Frans).
Melihat cuplikan teori singkat yang telah diuraikan diatas, dimana  potensi daya tarik yang ada Pemandian Air panas Tirta Husada Cipanas Kedungoleng maka objek wisata tersebut seharusnnya sudah mampu bersaing dengan objek wisata daerah lainnya karena memiliki potensi yang cukup baik atau yangmempunyai kemungkinanuntuk dapat dikembangkan jika dilihat dari unsur-unsur yang ada untuk menjadi daerah tujuan wisata dan meningkatkan angka volume pengunjuung namun pada realita dilapangan pengembangan pengelolaan potensiPemandian Air Panas Tirta Husada Kedungoleng masih berktegori spesifik sehingga masih kurang diminati wisatwan.Kaitannya dengan potensi yang memiliki kemungkian dapat dikembangkan di tempat tersebut maka penulis melakukan wawancara terhadap beberapa warga sekitar dan kepada beberapa pengunjung.
Dari hasil wawancara dengan beberapa orang, penulis mendapatkan gambaran tentang potensi hebat yang ada di tempat wisata Pemandian Air panas Tirta Husada Cipanas Kedungoleng yaitu seperti yang diungkapkan oleh bapak Slamet warga sekitar (02 Juni 2014) bahwa apabila pengmbangan pengelolaan objek wisata dapat diterapkan secara optimal maka hasil pendapatannya pun bisa sangat membantu dalam kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat dalam rangka pembangunan desa yang mandiri yang membawa pengaruh besar dan patut menjadi kebanggaan daerah, seandinya fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan pengunjung dilengkapi seperti penyedian tempat penginapan untuk pengunjung jauh, dibuat taman bermain anak dan selalu terjaga keaman serta kebersihannya, kalau hal ini dilakukan tentu akan menarik peminat untuk mendatangi tempat wisata ini  lebih banyak lagi.
Pernyataan lain juga di ungkapkan oleh beberapa pengunjung yang diwawancarai, salah  satunya keluarga ibu Maya (27 Juni 2014) yang datang dari Bekasi sedang berlibur di rumah orang tuanya dan sedang berkunjung ke PAP Tirta Husada, Air hangat belerang ini diyakini bisa menyembuhkan penyakit, seperti re­matik atau badan pegal-pegal dan linu jika berendam disini,tapi tidak ada variasi lain yang ditawarkan  misalnya dibangun Gazebo atau tempat main anak-anak agar lebih nyaman dan tidak terkesan monoton hanya menawarkan kealamian air panas saja  karena memang kami datang bersama  dengan keluarga” katanya.Senada dikemukakan oleh Pujianto warga Desa/KecamatanBumiayu.Dia mengatakan obyek wisata PAP Tirta Husadasebenarnya bisa menjadi tempat rekreasi andalan jika dikembangkan serius oleh Pemkab. "Misalnya saja didirikantaman bermain anak sehingga fasilitas yang ditawarkanbervariasi, bukan air panas saja,"Begitu pula diungkapkan  pe­ngunjung lain, Aris warga Pe­kuncen, Banyumas menyatakan sengaja datang ke PAP Tirta Husada untuk pe­nyembuhan penyakit rematik.“Badan dan pikiran terasa rileks setelah berendam di air hangat ini,” kata Supri­yanto, pengunjung asal Bumiayu yang datang bersama keluarganya itu.
Berdasarkan wawancara tersebut maka dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan kurang diminatinya objek wisata PAP Tirta husada oleh wisatwan adalah karenapengelolaan potensi Pemandian Air Panas Tirta Husada Kedungoleng  masih bersifat sangat spesifik. Spesifik disini diartikan bersifat khusus yang ditunjukan pada kata :daya tarik satu satunya hanyalah menawarkan kealamian air hangatnya saja. Sehingga Pemkab Pihak penglola PAP Tirta Husada perlu melakukan pengembangan potensialnya berupa sentuhan baru terkait dengan perlusan area wisata  dan memprkaya fasilitas dan demi memberikan pelayanan terbaik kepada pe­ngunjung.
Perlu Sentuhan Baru :Perlusan Area Wisata  dan Memperkaya Fasilitas
Agar dapat menjadi salah satu daerah tujuan wisata,diperlukan sentuhan baru.Misalnya memperluas area danmemperkaya fasilitas. Pembenahan fasilitas akan menarik wisatawan. Rendahnya volume pengunjung membuktikan bahwa PAP Tirta husada masih kurang diminati para pengujung karena pengelolaanobjek wisata yang masih bersifat spesifik atau monoton.Hal ini juga diungkapkan oleh Pengelola PAP Tirta Husada M Rifai Saefudin mengakui minimnyakunjungan wisatawan Perluasan LokasiPengelola obyek wisata PAP Tirta Husada Ahmad Rivaimengatakan keluhan-keluhan kerap kali diutarakan olehpengunjung."Mereka menginginkan tempat bersantai untukduduk-duduk," katanya.Berkaitan hal itu, Rivai mengaku telah mengajukan usulanperluasan kawasan obyek wisata. Perluasan tersebut nantinyaberfungsi pembangunan gazebo dan taman bermain. "Sejauh ini,air panas alami memang masih menjadi satu-satunya daya tarikobyek wisata PAP Tirta Husada (Suara Merdeka).
Pengembangan potensi objek wisata antara lain; perlu renovasi atau peremaajaan serta melengkapi sarana prasarana untuk keperluan pengunjung, apalagi setelah terkena banjir pada tahun 2011 lalu. Menambah dan memperkaya fasilitas seperti disediakannya penginapan, di sediakannya ruang ganti pakaian, tempat makan, mini market disekitar lokasi (Semua buan milik pihak lain melainkan milik pihak objek wisata), dibangun taman bermain anak dengan segala permainannya sepertipembangunan gazebo dan tempat duduk,serta pembutan taman bunga dilokasi atas yang belum di kelola sama sekali sepertinya menambah daya tarik. ''Jadi di samping renovasi sarana dan prasarana jugadibutuhkan sentuhan baru, dalam hal ini Rivai menyatakan, Pemkab Dinas Parbudpora terus membenahi kondisi PAP Tirta Husada demi memberikan pelayanan terbaik kepada pe­ngunjung.'' kata dia.Dia optimis."Jika pengembangan terus dilakukan, objek wisata ini dapatmenjadi andalan PAD," kata dia.
Ada hal yang tidak kalah pentingnya yang terkait dengan upaya pengembangan wisata yaitu perlunya pemasaran atau promosi pariwista.Dalam kegiatan pemasaran maka akan ada kegiatan promosi,karena promosi ini sangat diperlukan untuk mempertemukanantara produsen dengan konsumen, memperkenalkan jenis danmutu barang dan jasa. Pemasaran adalah seluruh kegiatan untuk mempertemukanpermintaan dan penawaran, sehingga pembeli mendapatkepuasan dan penjual mendapat keuntungan maksimal denganresiko serendah-rendahnya (James.J. Spillane dalamEdiwarsyah 1987).Lebih lanjut Winardi dalam Ediwarsyah (1986) mengatakanbahwa pemasaran adalah aktifitas dunia usaha yangberhubungan dengan arus benda-benda serta jasa-jasa dariproduksi sampai konsumsi dimana termasuk tindakan membeli,menjual, menyelengarakan reklame, menstandarisasi, pemisahanmenurut nilai, mengangkut, menyimpan benda-benda, sertainformasi pasar. Berdasarkan penjelasan tersebut dapatlah di ambilsuatu kesimpulan bahwa pemasaran adalah suatu kegiatan usahaperdagangan baik dalam bentuk barang-barang atau jasa, didalamnyatermasuk tindakan memperkenalkan barang-barang dan jasa,menjual, membeli, menstandarisasi dengan tujuan untuk memberikepuasan antara Si penjual kepada Si pembeli dengan melaluiproses pertukaran.
Jika dihubungkan dengan kepariwisataan maka yang menjadisasaran promosinya adalah obyek wisata, yaitu dengan caramemaparkan keadaan daya tarik dari obyek wisata, sarana danprasarana yang telah tersedia di obyek wisata, sehinggamenimbulkan keinginan orang untuk berkunjung di obyek wisatatersebut (www.rafansdetik.blogdetik.com). Berdasarkan gambaran di atas maka dapat disimpulkan bahwatujuan promosi pariwisata adalah: agar calon wisatawan dapat mengetahui bahwa ada obyekwisata yang baik untuk di kunjungi, untuk meningkatkan jumlah arus kunjungan wisatawan, untuk menunjukkan pada calon wisatawan tentang keadaanobyek wisata yang mempunyaikelebihan dibandingkan dengan obyek wisata lainnya, dan untuk meningkatkan sumber pendapatan masyarakatterutama yang ada di lingkungan obyek wisata.Jadi semua kegitan yang diurikan tersebut diatas sekiranya dapat menjadi solusi permasalahan yang sedang terjadi di PAP Tirta Husada.Selain itu semua kegitan sentuhan baru tersebut juga bertujuan agar memberikan kenyamanan pada pengunjung sehingga PAP Tirta Husada tidak lagi sepi melainkan banyak diminati pengunjung, volume penujung meningkat dan menjadi objek wisata faforit daerah.
Kesimpulan
Potensi daya tarik wisata memang harus dikembangkan dan di kelola serta dimanfaatkan semaksimaal mungkin, pengelolaan yang masih berifat spesifik akan kurang diminati oleh wisatawan. Sebagai salah satu contonya ialah di objek wisata  Pemandian Air Panas Tirta Husada desa Kedungolengyakni hanya menawarkan air panas alami saja. Pengelolaan Pemandian Air Panas Tirta Husada Kedungolng masih berkategori spesifik menjadi penyebab utama rendahnya volume pengunjung. Untuk itu pihak Pengelola PAP Tirta Husada  harus segera  dan terus membenahi masalah tersebut.
Sebagai jalan keluarnya untuk mengentaskan masalah, maka Pihak Pengelola Pemaandian Air Panas Tirta Husada harus segera menyelesikan realitas yang  sedang dihadapi tersebutyaitu berupa pemberian sentuhan baruyang meliputi perluasan area dan memperkaya fasilitas objek wisata serta mempromosikannya agar wisatawan lebih berminat untuk berkunjung dan meningkatkan angka volume pengujung sehingga Pemandian Air Panas Tirta Husada menjadi objek wisata faforit daerah.

DAFTAR PUSTAKA
Profil desa Kedungoleng
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2002
Suara Merdeka. PAP Tirta Husada Perlu Dibangun Gazebo.2009
Suara Merdeka. Tirta Husada Kurang Diminati Wisatawan. 2003
www.rafansdetik.blogdetik.com.Ilmu Pengetahuan Pariwisata.index.php.2012
http//:rafansdetik.blogdetik.com/index.php/2014/07/03/ilmu-pengetahuan-pariwisata-promosi-pariwisata/

Wawancara
Wawancara dengan bapakM. RivaiSaefudin 02 Juli pukul 16.30
Wawancara dengan ibu Maya  pada 02 Juli pukul 16.30
Wawancara dengan bapak Karmin pada 02 Juli pukul 19.00
Wawancara dengan bapak Slamet pada 02 Juli pukul 16.00
Wawancara dengan bapak Pujiyanto pada 03 Juli pukul 16.30
Wawancara dengan Sri pada 03 Juli pukul 15.30
Wawancara dengan Sari pada 03 Juli pukul 16.40

Wawancara dengan Aris pada 03 Juli pukul 17.05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar